www.bukainfo1703.blogspot.com sahabat yang berbahagia saya akan share sedikit informasi yang sangat penting yang di anggap sepele dengan seseorang pada saat bermain smart phone saat pengisian daya.Penggunaan smartphone di Dunia
semakin hari semakin meningkat. Begitu juga di Indonesia, pertumbuhan
masyarakat yang memakai smartphone juga ikut meningkat terlebih vendor-vendor
smartphone lokal dengan harga terjangkau terus mengeluarkan produk terbaru dan
dapat dibeli konsumen tanpa mengeluarkan biaya yang besar.
Kadang, menggunakan smartphone
tanpa mengetahui batasannya. Bahkan ponsel yang sedang diisi baterai (di
charger) juga digunakan. Apakah untuk chating, mengirim pesan, email, membuka
browser dan lain-lain tanpa menunggu baterainya penuh terlebih dahulu. Padahal
hal ini bisa berbahaya dan berakibat fatal, apalagi menggunakan saat sedang
istirahat. Berikut ini bukti bahaya yang terjadi jika menggunakan smartphone
saat pengisian baterai :
Kasus yang menimpa pada
seorang gadis usia 13 tahun
Gabbie Fedro adalah berusia 13
tahun merupakan gadis muda yang menjadi korban dari luka bakar tingkat dua
karena charger-nya ponsel yang terlalu panas dan terbakar. Suatu malam ayahnya
mendengar dia berteriak di kamarnya, dari pernyataan Ibunya: “Setelah teriakan
itu terjadi, dia berlari dengan tangannya di lehernya. Dia begitu sakit dia
berteriak-teriak histeris.”
Sayangnya, ini bukan
satu-satunya kasus untuk membuktikan bahwa pengisi telepon (sharger) sangat
berbahaya. Cedera biasanya disebabkan oleh baterai lithium-ion yang terlalu
panas dan akhirnya terbakar atau meledak dan mengakibatkan cedera pada orang
yang sedang memakai smartphone.
Kasus Lainnya yang menyebabkan
kematian pada seorang perempuan.
Pada bulan Juni 2014, charger
USB telah merenggut nyawa Sheryl Anne Aldeguer, seorang wanita Australia,
merupakan ibu dari dua anak. Dia tewas setelah charger yang dicolokkan ke stop
kontak. Akibatnya mengirim tegangan listrik yang tinggi ke dalam tubuh
perempuan tersebut melalui headset yang dipakainya.
Kecelakaan serius tersebut
hingga merenggut nyawa seseorang meningkatkan kesadaran bahwa memakai smarphone
pada saat bersamaan pengisian dengan charger bisa berbahaya. Tentunya sebagai
pengguna smartphone harus berhati-hati.
Beberapa kasus lainnya akibat
arus listrik dari charger smartphone.
Pada tahun 2010, bayi berusia
2 tahun mengalami luka bakar derajat tiga karena mencolokkan charger USB
dimulutnya yang tersambung melalui USB laptop. Sepertinya ini merupakan
kelalaian orang tua yang menjaga anaknya.
Pada tahun 2013, seorang
wanita tersengat listrik saat menggunakan charger rusak. Kasus ini diselidiki
oleh sebuah perusahaan besar ponsel yang kemudian memperingatkan pelanggan
tidak menggunakan pengisi daya yang tidak disetujui atau tidak resmi.
Untuk di Indonesia sendiri
sering ditemukan pengisi baterai KW atau palsu, ini tidak baik untuk digunakan.
Bagaimana pengisi baterai yang
murah (KW, bukan charger original) bisa berbahaya?
Harga yang ditawarkan oleh
produsen tentu dengan harga yang murah. Para produsen charger murah menurunkan
biaya produksi mereka dengan cara menekankan harga komponen yang digunakan dan
memilih untuk transformator, kapasitor atau resistor murah dan kualitas tidak
memadai.
Keamanan dari charger murahan
atau KW tidak terjamin. Jarak antara input dan output merupakan penyebab utama
overheating dan hubungan pendek yang bertanggung jawab atas ledakan dari jenis
charger ini.
Sampai saat ini produsen
Smartphone (Handphone) meminta para konsumen untuk membeli charger atau USB
yang asli dan original sesuai standar yang berlaku. Hal ini untuk menghindari
kejadian-kejadian yang tidak diinginkan bisa terjadi akibat penggunaan charger
atau USB yang tidak asli.
Idealnya, sangat disarankan
tidak menggunakan smartphone ketika sedang pengisian baterai.
No comments:
Post a Comment